Berbagi nih..
"Tatapan Cinta" karya : Herri Soedjarwanto Koleksi : Museum Rudana, Bali. Lukisan ini dimuat dalam buku : "Bali Inspires; Masterpieces of Indonesian Art" ditulis oleh seorang kurator : Jean Couteau ( Perancis ). |
Pada dasarnya, ini termasuk lukisan potret wajah, naturalisme.
Tapi melihat interaksi figur (isi lukisan ) bisa dimasukkan kedalam
romantisme, bahkan ada yang menyebut realisme karena perasaan cinta
mereka terlihat "hidup" dan "nyata (realistis)", selain tentu saja
karena karakter manusia,juga karena karakter bahan / benda yang dilukis
begitu akurat.
Orang sering bertanya apa sih bedanya lukisan realisme dengan naturalisme? Ada yang bilang lukisan realisme dan naturalisme itu sama saja, hanya beda istilah. Benarkah begitu?
Ada lagi yang bilang, itu dua aliran ( isme ) yang berbeda.
Lukisan realisme itu lukisan yang sesuai kenyataan ( real=nyata ),
naturalisme yang sesuai dengan alam (nature=alam). Jadi kalau melukiskan
sesuatu sampai terlihat nyata, itu realisme.Bila melukiskan sesuatu dan
terlihat alamiah itu naturalisme.Biasanya dalam diskusi atau obrolan
santai hal seperti tak pernah dibicarakan tuntas..Sehingga yang
tergambar dalam benak kebanyakan orang bila disebutkan lukisan
naturalisme adalah lukisan pemandangan alam yang indah permai , ketika
disebut lukisan realisme yang tergambar adalah lukisan yang obyeknya
terlihat nyata, tapi yang bukan pemandangan.. Memang ada benarnya juga
sih... tapi masih kurang banyak , kurang lengkap dan kurang pas untuk
bisa memahami beragam lukisan yang terdapat dalam lingkup realisme
naturalisme.
"Jagung di Dapur", karya Herri Soedjarwanto
|
Secara umum lukisan jenis alam benda
seperti ini, bunga, buah, barang antik, berbagai jenis hewan dan
sebagainya, paling mudah digolongkan ke dalam naturalisme. Meskipun
begitu, kadang-kadang, dalam keadaan obyek tertentu, dengan komposisi
tertentu, sehingga memunculkan ide / gagasan / pesan atau kesan tertentu
yang lain, ada juga yang bisa masuk wilayah realisme.
Kalau
kita tanyakan hal itu pada para pakar dan pengamat , maka jawabannyapun
berbeda-beda. Sepuluh orang akan punya sepuluh macam jawaban yang
berbeda pula. Akhirnya kita toh harus memutuskan sendiri, jawaban mana
yang paling tepat, atau campuran jawaban yang manakah yang paling pas. Jadi
kesimpulannya, kemanapun / pada siapapun kita bertanya akhirnya toh
pertanyaan itu akan selalu kembali pada kita dan menuntut diri kita
sendiri. untuk menjawabnya.!! ..
|
Berdasarkan
fakta itu saya pikir,..siapapun bisa dan sah-sah saja memberi
jawaban.atas pertanyaan itu atau pertanyaan apapun. Apalagi pelukis
sebagai pelaku yang mengalami sendiri, bergelut dengan proses
kreatifnya, mungkin ada sedikit beda nilai karena sudut pandang
berbeda. Ini merupakan nilai plus yang bisa dipetik oleh para pakar dan pengamat yang lebih banyak melihat dari sisi diluar pelukisnya saja..
"Menikmati Hari Tua"oil/canvas karya Herri Soedjarwanto.
Secara umum lukisan potret wajah, seperti ini termasuk naturalisme.
Tapi karena kekuatan watak, jiwa dan karakter orangnya, yang berhasil
dimunculkan dengan sangat menonjol, sehingga nampak sekali terbaca di
wajahnya, maka orang dengan mudah menyebutnya realisme naturalisme.
Karena lukisan yang nampaknya "sederhana " ini berhasil melampaui ciri
naturalisme yang, "hanya sekedar" memindahkan bentuk fisik..
Bedanya, bila orang-orang 'pinter' itu bicara, dengan kata-kata didasari argumen:".. menurut pendapat Profesor Anu dan Doktor Inu maupun tokoh Itu......begini begitu.....dst...." , maka orang bodo seperti saya akan merasa cukup pede bisa bicara berdasar pengalaman dan intuisi dengan bahasa sederhana : "... menurut pendapat saya …begini lhoo........"
Realisme itu adalah istilah untuk isinya, muatan idenya, semangatnya, jiwanya, rohnya.. sebuah lukisan, sedangkan... naturalisme itu adalah : istilah untuk wadahnya, bentuk fisiknya, kulitnya, bungkusnya, tampak luarnya.
Penjelasan
Lukisan realisme adalah lukisan yang
menggambarkan, melukiskan, menceritakan, berbicara tentang sebuah
realita, kenyataan dalam kehidupan seseorang maupun realita yang hidup
dalam masyarakat.
Apabila dalam penggambarannya /
tehnik ungkapnya mengambil bentuk-bentuk fisik alami, dengan anatomi,
proporsi dan perspektif yang tepat dan ‘hidup’ , maka disebutlah itu
‘lukisan realisme naturalisme’ atau sering disebut lukisan realisme
saja.
Lho? apa ada lukisan realisme yang mengambil bentuk fisikbukan naturalism?
Ada banyak , misalnya lukisan karya Picasso “Guernica” , melukiskan realita spanyol dbawah nazi dalam balutan kubisme , Karya Affandi , “Pengemis” adalah sebuah realita kehidupan dalam bentuk ekspresionisme. Dan masih banyak lagi, seperti misalnya : karya-karya Hendra Gunawan dan sebagainya...
"Menunggu" oil / canvas, karya Herri Soedjarwanto
.
.
Pada dasarnya termasuk lukisan potret wajah naturalisme. Tapi
bila diperhatikan dan "didengarkan" sungguh-sungguh lukisan sederhana
ini ternyata berbicara dan bercerita banyak . sehingga spontan penonton /
pengamat akan menyebutnya lukisan realisme naturalisme atau pada
umumnya sering disebut : lukisan realisme saja.
Nah saya pikir sekarang makin lebih jelas, apa sih yang dimaksud dengan lukisan naturalisme?
Yaitu
lukisan yang menggambarkan, melukiskan, menampilkan bentuk ‘alam’ (
benda, pemandangan , manusia) secara apa adanya.,Lukisan yang tak
bermaksud untuk bercerita tentang realita kehidupan, tapi “sekadar”
menyalin dan memindahkan alam ke atas kanvas.. Tapi jangan
salah…buru-buru harus saya katakan jangan pernah meremehkan kata
“sekedar” . Karena sejatinya dibutuhkan teknik luar biasa untuk dapat
“menghadirkan alam” diatas kanvas. Tehnik melukis tinggi yang harus
dipelajari bertahun-tahun dengan ketekunan luarbiasa pula...
"Suasana Pagi di Padepokan Klampis Ireng " oil / canvas,
karya Herri Soedjarwanto.
|
Secara umum, lukisan pemandangan seperti ini, paling mudah digolongkan kedalam naturalisme. Meskipun terkadang dalam keadaan obyek tertentu, dengan komposisi tertentu, sehingga memunculkan ide gagasan dan kesan lain, ada juga yang bisa disebut realisme...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar