Sabtu, 25 Januari 2014

ADA PESAN DIBALIK KACA



Takah anda? Lukisan Kaca adalah sedikit dikenal bahasa Indonesia bentuk seni. Secara harfiah “GLASS PAINTING” Itu berasal di pantai utara Jawa barat sekitar abad ke Lima Belas, dan berkembang mengalami pertumbuhan pada awal abad ke – 19 dan menjadi fitur umum dalam arsitektur dekorasi. Setelah dijual dari pintu ke pintu, kualitas, gaya dan nilai lukisan kaca terus meningkat. Hari ini, lukisan kaca menikmati kebangkitan dengan tekhnik-tekhnik dan materi inovatif membuatnya semakin populer.
Pelukis kanvas terbaik dunia pun akan ditantang untuk melukis diatas kaca. Dibutuhkan waktu lama untuk belajar, bukan karena melibatkan paling tidak melukis gambar secara terbalik. Sebagai karya yang dilukis dibagian belakang kaca, bagian depan desain adalah lapisan pertama terlihat sebagai bagian hasil akhir karya.
Awalnya, artis menggunakan  rincian rumit jejak tinta hitam, dengan gambar yang sudah jadi diletakkan dibawah kaca panduan yang akan dilukis. Mantap kesabaran dan yang pasti keahlian tangan sangat penting dalam pembuatan lukisan kaca. Tinta hitam memastikan rincian benda tetap berbeda warna yang hidup setelah diterapkan. Cat khusus biasanya digunakan untuk rincian gambar, menjamin ketahanan dan warna permanen yang kuat dalam lukisan. Melukis di latar depan pertama, dasar dari latar belakang adalah hal terahir yang dikerjakan sang artis.
Jenis-jenis lukisan yang mengambil tema wayang, kereta kencana singa barong, paksi naga liman, pola mega mendung, kaligrafi islam, gambar mesjid, bouraq dan sejenisnya. Lukisan kaca sendiri tumbuh di Cirebon dengan cepat tidak hanya sekedar berfungsi sebagai elemen pegangan saja, tapi sudah menyatu dengan tradisi budaya setempat dan sebagai media pengekspresian para pelukisnya sehingga karya mereka berubah menjadi pendokumentasian kehidupan seni budaya sosial keagamaan dan spiritualitas masyarakat Cirebon.
Sejauh ini, Cirebon diapit oleh 2 arus kebudayaan Jawa dan Pasundan dianggap sebagai wilayah penting mampu mewujudkan daya sinkretisme ciri kemampuan tumbuh kembang kebudayaan Jawa dan Sunda.. Cirebon telah menemukan karakter dan ciri khas kebudayaanya sendiri yang seolah olah menolak orientasi ke pusat kebudayaan Jawa sekaligus menyeleksi seperlunya pengaruh kebudayaan Sunda yang dinilai oleh para beberapa ahli, masyarkat Cirebon memilki etnik tersendiri. Ditambah dengan beberapa pengaruh dari luar seperti China, India, Eropa dan terutama agama Islam. Semakin memperkuat dan mempertajam nilai-nilai kebudayaan Cirebon yang membentuk jati dirinya sendiri. Hal ini terjadi pada bentuk-bentuk dan pola  hias yang mempengaruhi seniman setempat dalam mengekspresikan  diri lewat lukisan diatas kaca.
Corak gaya apalagi tema terus mengalami pertumbuhan, pembaruan juga pergeseran. Namun berangkat dari satu titik bernama kreatifitas. Kreatif dalam mengolah, menyeleksi, menuangkan ide, mengeksekusi dalam tehnik gambar yang prima, menunjukan lukisan diatas kaca terus mengalami perkembangan. Mungkin tepat dikatakan saat ini muncul semangat revivalitas ( kebangkitan kembali ). Lukisan diatas kaca yang berkembang terengah-engah dan kembang kempis karena kurangnya kegiatan pameran lukisan jenis ini dan minimnya promosi dan apresiasi. Padahal dibalik selembar kaca ini kita bisa menikmati keelokan garis, warna, dan pola ragam hias yang memukau.

( Komunitas Revitalisasi Karya Tradisi Budaya Cirebon )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar